Pihak kepolisian semakin kesulitan mengungkap kasus perampokan Bank CIMB Niaga, Jalan Aksara, Medan, Rabu (18/8) lalu. Hingga empat hari sejak kejadian itu hingga Minggu (22/8) belum ada titik terang yang menunjukkan yang mengindikasikan para pelaku bakal tertangkap.
Apalagi, sejumlah alat bantu, termasuk isi rekaman kamera pengintai (CCTV) milik bank termasuk minim sehingga membuat polisi kesulitan mengembangkan penyelidikan.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Baharudin ketika dikonfirmasi soal perkembangan penyelidikan perampokan tersebut, mengaku belum ada menunjukkan hasil atau perkembangan berarti.
"Sampai saat ini, belum ada perkembanganberarti dari hasil penyelidikan sementara," katanya via telepon genggam, Minggu (22/8) petang.
Kesulitan tersebut diduga karena para perampok terbilang rapi dan terorganisir saat beraksi, hingga tak meninggalkan bekas untuk disidik aparat. Namun, sebelumnya Baharudin mengaku pihaknya telah mendapat bantuan alat pelacakan untuk membantu proses olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan alat identifikasi.
"Ini dilakukan karena isi rekaman dari CCTV milik bank kurang membantu. Karenanya kita dibantu alat yang diberikan Mabes," kata Baharudin.
Dijelaskannya, berdasarkan penelaahan isi rekaman CCTV, tidak terlihat bagaimana para perampok masuk dan juga melakukan penembakan kepada anggota Brimob. Ini menurutnya karena penempatan CCTV yang tidak tepat.
"CCTV kita ketahui hanya untuk melihat counter atau bisa dikatakan untuk memantau para teller bank. Sementara untuk melihat siapa yang masuk ke dalam bank tidak ada. Apalagi dalam kasus ini, penembak anggota kita sama sekali tak terlihat," ungkapnya.
Disinggung pembuatan sketsa wajah, Baharudin juga mengakui mereka belum bisa melakukannya. Sebab, para pelaku menggunakan helm dan penutup wajah.
"Sketsa belum dibuat karena para perampok menggunakan penutup wajah dan kepala, sehingg sulit dilakukan," akunya.
Saat dikonfirmasi bahwa Minggu (22/8) dinihari sempat terjadi bakutembak di kawasan Lau Dendang, Deliserdang antara Kepolisian dengan para perampok, Baharudin membantahnya. "Itu tidak benar dan sampai sekarang belum ada pelaku yang berhasil ditangkap," tegasnya.
Proyektil
Sementara itu, Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polri Cabang Medan menemukan satu proyektil peluru yang menempel diding di sebelah kanan pintu masuk bank saat melakukan olah TKP, Minggu (22/8) sekitar pukul 15.00WIB.
Menurut Katim Labfor AKBP Sapto Sri Suhartomo kepada wartawan, belum mengetahui jenis senjata maupun pelurunya apa yang digunakan para penjahat itu saat beraksi.
"Kami masih menyelidikinya," ujarnya sembari menyatakan dengan demikian jumlah proyektil peluru yang ditemukan menjadi tiga biji.
Selain proyektil peluru petugas labfor juga menyita penutup meteran listrik yang berada di samping ATM tempat oknum anggota Brimobdasu Briptu Imanuel Simajuntak tewas ditembak.
Polisi melakukan penyitaan karena melihat ada bekas tembakan di tempat tersebut.
Sementara itu, Tim Khusus Gabungan Poldasu dan Polresta Medan masih terus memburu para penjahat bersenjata api (senpi) terlibat perampokan di CIMB Niaga Jalan Aksara Medan yang menewaskan Briptu Imanuel Simanjuntak (anggota Kompi III C Brimobdasu) tewas dan dua anggota Satpam M. Nazli Fahmi dan Muhdiantoro kritis akibat luka tembak dibagian dada dan lengan kanan.
Beredar Kabar
Sempat beredar kabar dikepolisian kalau seorang pelaku berhasil ditangkap sedangkan dua lainnya tewas tertembak dalam penyergapan di kawasan Langkat, Sabtu malam. Namun ketika di konfirmasi Kanit Jahtanras Polresta Medan Iptu Parulian Samosir, Minggu (22/8) sore mengaku tidak mengetahuinya.
"Saya baru mendengar kabar ini, memang banyak telepon yang telah masuk bertanya pada saya terkait kabar ini, tetapi saya belum tahu," tukasnya sembari menyatakan terkait kasus ini dirinya tidak berani berkomentar banyak karena bukan kewenangannya.
Sebelumnya, Kapolresta Medan Kombespol Imam Margono ketika dikonfirmasi beberapa hari lalu mengutarakan besar kemungkinan para pelaku telah melarikan diri keluar Kota Medan di antaranya ke kawasan Aceh.
"Kita masih terus mengedus jejak para pelaku yang berhasil melarikan uang bank sebesar Rp1,5 milyar ," ujar Kapolresta Medan Kombes Pol Imam Margono ketika ditemui usai Salat Ashar di Masjid Mapolresta Medan.
Kejar
Menurutnya, saat ini beberapa tim mengejar para pelaku di kawasan Percut Sei Tuan dan Lau Dendang, bahkan juga sedang melakukan pengejaran di kawasan Aceh.
"Pokoknya kita terus menindak lanjuti setiap informasi yang masuk terkait gerakan para pelaku," tukasnya sembari mengungkapkan para pelaku sudah teridentifikasi.
Lebih lanjut, Kapolresta Medan mengutarakan berdasarkan hasil olah TKP dan penelitian selongsong dan proyektil peluru yang ditemukan, saat beraksi para penjahat tersebut menggunakan senjata api jenis M-16 dan AK-56.
"Senjata api itu diduga diperoleh dari kawasan Aceh. Sedangkan para pelaku merupakan penduduk luar kota, meskipun tidak menutup kemungkinan beberapa di antaranya warga Medan sebagai penunjuk jalan saat beraksi maupun melarikan diri," papar Kombes Imam Margono. (hen/aru)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar