Laman

Minggu, 19 Juni 2016

Sang Penemua 4G LTE Professor Khoirul Answar Simak Kisahnya



Prof Dr. KHOIRUL ANWAR Sang 4G LTE

Prof Khoirul Anwar
Prof Dr Khoirul Anwar sudah pernah menjadi ilmuwan top di Jepang. Wong ndeso asal Dusun Jabon, Desa Juwet, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, itu memegang beberapa paten di bidang telekomunikasi.
Alumnus Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung tersebut pernah menjadi asisten profesor di JAIST, Jepang. Dia mengajar mata kuliah dasar Engineering, melakukan penelitian, dan membimbing Mahasiswa.
Graduated from Electrical Engineering Department, Institut Teknologi Bandung (with cum laude honor) in 2000. Master and Doctoral degree is from Nara Institute of Science and Technology (NAIST) in 2005 and 2008, respectively.
Paten pertamanya, bersama koleganya, merombak pakem soal efisiensi alat komunikasi seperti telepon seluler.
Dr. Anwar is a recipient of IEEE Best Student Paper award of IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS) 2006, California, USA.
Prof Dr. Khoirul Anwar adalah pemilik paten sistem telekomunikasi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah seorang Warga Negara Indonesia yang kini bekerja di Nara Institute of Science and Technology, Jepang.
Dia mengurangi daya transmisi pada orthogonal frequency division multiplexing. Hasilnya, kecepatan data yang dikirim bukan menurun seperti lazimnya, melainkan malah meningkat. “Kami mampu menurunkan power sampai 5dB=100 ribu kali lebih kecil dari yang diperlukan sebelumnya,” kata dia.
Khoirul juga mendapat penghargaan bidang Kontribusi Keilmuan Luar Negeri oleh Konsulat Jenderal RI Osaka pada 2007.
Pada paten kedua, dia menciptakan sesuatu mencapai kecepatan yang lebih tinggi yang menghilangkan sama sekali Guard Interval (GI). “Itu mustahil dilakukan,” begitu kata teman-teman penelitinya. Tanpa interval atau jarak, frekuensi akan bertabrakan tak keruan. Persis seperti di kelas saat semua orang bicara kencang secara bersamaan. Istilah ilmiahnya, terjadi interferensi yang luar biasa. Namun, dengan algoritma yang dikembangkan di laboratorium, Khoirul mampu menghilangkan interferensi tersebut dan mencapai performa (unjuk kerja) yang sama. “Bahkan lebih baik daripada sistem biasa dengan GI,” kata pria 31 tahun ini.
Kemudian penemuannya yang dipatenkan adalah "Transmitter And Receiver" dikenal menjadi aplikasi 4G LTE.
Prestasi internasionalnya sebagai The Best Student Paper oleh Institute of Electrical and Electronic Engineering (IEEE)  di bidang Radio and Wireless Symposium 2006 (RWS2006), California, USA, January 2006. Lalu Travel Grant Award, Computer and Communications Conference Conference Award  ke Massachusets Institute of Technology (MIT), tahun 2004.
Anggaran penelitiannya bisa mencapai puluhan juta yen, mendapatkan JSPS Grant-in-Aid for Scientic Research 2011-2014 (KAKENHI KIBAN KENKYU B) untuk bidang khusus "Connect All with Turbo Codes: COATNET-2." (Choirul sebagai Co-Investigator)  dengan anggaran 20 juta yen.
Khoirul Anwar menikahi Sri Yayu Indriyani dan dikaruniai tiga orang putra serta seorang putri. Semasa di Jepang ia pernah di Nomi, Ishikawa, dekat tempat kerjanya. Dia pernah bekerja di Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST) sebagai assistant professor.
Harapannya tahun 2016 adalah "Saya cuma ingin mengajar saja di Indonesia dengan kebebasan penelitian juga kalau bisa seperti di Jepang ini. Demikian pula saya berharap bisa bekerjasama dengan baik dengan semua orang di lingkungan saya di Indonesia nantinya. Bisa diterima baik semua orang sehingga kita bisa tenang bekerja di Indonesia nantinya."
Harapan penulis, teruskan meraih cita-cita Anda.(db/06/16)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar